CATEGORIES


Suatu sore di sebuah Jumat, para PBC’ers sudah duduk manis di ruang meeting besar di lantai satu. Semuanya datang dengan wajah sumringah karena sore itu kita semua berkumpul bukan buat meeting, tapi buat makan-makan. Eh salah, buat dengerin sharing-nya Qoolio di acara Popcorn Session. Sambil makan-makan juga tentunya. Setelah tertunda cukup lama gara-gara kesibukan PBC’ers yang maha dahsyat, akhirnya Qoolio bisa menarik napas napas lega karena di sore yang cerah ini jadi juga dia mengisi Popcorn Session sebagai pembicara.

 

Everyone loves stories.

Popcorn Poster

 

 

The show has started!

Mari dimulaiiii...

 

 

Membawakan materi tentang Storytelling dengan kemasan yang keren, Popcorn Session kali ini terbilang sukses.  Selain karena materi yang dibawakan Lio cukup menarik, juga karena di akhir acara Lio bagi-bagi coklat gratis buat teman-teman yang berhasil menjawab pertanyaan. Dan, yang namanya gratisan, apapun itu wujud bendanya, pasti selalu mampu memeriahkan suasana ;-)

 

 

Show me the moneeeehhh.

Well, somebody's very eager to have the candy.

 

Okay, balik lagi ke materi Popcorn. Menurut Lio, pendekatan storytelling menjadi pendekatan yang efektif untuk menyampaikan pesan melalui berbagai medium, diantaranya film. Ada tiga hal yang membuat storytelling mampu menyampaikan pesan dengan baik. Yang pertama adalah karena storytelling biasanya irrational, lebih mengedepankan sisi emotional. Dengan menyentuh sisi emosi, maka audience biasanya akan lebih mudah menyerap pesan, tanpa mereka sadari (unconscious). Apalagi berdasarkan penelitian, 95% pemikiran manusia terjadi pada saat mereka berada pada kondisi unconscious. Jika diterapkan pada sebuah brand, pendekatan emosi mampu bertahan lebih lama bila dibanding dengan brand yang menonjolkan harga atau performance. Ini karena kedua pendekatan terakhir sangat mungkin dilakukan oleh brand lain yang menjadi kompetitor. Apalagi, seperti kata Lio, “Products are things without emotions.” Sebuah produk menjadi tidak berarti apa-apa jika tidak diberi sentuhan emosi. Sharing dari Lio ditutup dengan pemutaran beberapa film pendek, diantaranya Spider dan Tanghi Argentini. Sungguh sebuah pencerahan yang sangat berharga buat para PBC’ers.

 

 

 

 

Good job, Lio!